Dalam kehidupan sehari-hari, manusia yang aktif secara sosial pasti mengalami proses negosiasi. Kegiatan negosiasi bukan hanya terjadi dalam urusan bisnis maupun sebuah kesepakatan kerja. Hal ini dikarenakan negosiasi adalah sebuah proses mempertemukan kesepakatan dari beberapa pihak dengan keinginan dan pernyataan yang berbeda seperti yang dijelaskan oleh Fiesher, Ury dan Paton pada buku “Getting to Yes”. Jadi, negosiasi memang dibutuhkan untuk tetap menguntungkan kedua pihak yang dimaksud.
Negosiasi berbeda dengan debat, dalam debat, berbagai pihak mempertahankan pendapat masing-masing demi memenangkan kepentingannya sendiri. Namun, negosiasi dilakukan untuk mencari titik tengah dari perbedaan tersebut, sehingga hasilnya tetap akan menguntungkan kedua belah pihak dan tidak berat sebelah.
Perbedaan antara debat dan negosiasi ini seringkali tidak disadari oleh orang-orang pada umumnya, sehingga berujung pada sebuah permasalahan bahkan perselisihan. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengetahui beberapa teknik negosiasi yang tepat agar lebih mudah menemukan titik temu dari dua keinginan yang berbeda. Berikut ini adalah teknik-tekniknya
1. Fokus pada Alasan Satu Sama Lain, Bukan Pernyataan yang Disampaikan
Setiap orang memiliki alasan dalam menyatakan sesuatu. Hanya saja, terkadang alasan paling dasar dalam sebuah pernyataan tidak tersampaikan dengan baik. Contohnya, dua orang bernama Mirza dan Adit sedang beradu pendapat tentang jendela kamar. Mirza ingin jendela tersebut terbuka, sementara Adit ingin jendela kamar tersebut ditutup. Keduanya tidak mengatakan alasannya masing-masing, padahal Mirza ingin jendela tersebut terbuka agar udara lebih segar, namun Adit tidak menyetujui hal tersebut karena angin yang masuk dari jendela dapat menerbangkan kertas-kertas pekerjaannya.
Sementara, dengan mengetahui alasan dari kedua pernyataan tersebut, sebetulnya mereka dapat mencari alternatif solusi yang sesuai dengan keinginan masing-masing. Mirza dapat membuka jendela tersebut dengan memberikan sebuah map untuk menaruh kertas-kertas milik Adit, sehingga kertas-kertas tersebut tidak akan berterbangan.
2. Pertanyakan Berbagai Alasan
Mempertanyakan alasan dapat membuat contoh kasus Mirza dan Adit jadi lebih mudah diselesaikan. Tidak semua orang dapat menjelaskan alasan atas keinginannya, padahal mempertanyakan alasan dari keinginan tersebut dapat menggali kejujuran lebih dalam.
Jika pihak negosiator lainnya masih belum menerima solusi yang diberikan, ada baiknya pertanyakan kembali mengapa hal tersebut tidak disetujui olehnya. Bertanya adalah solusi terbaik untuk mengetahui alasan atas pendapat dan keinginan orang lain.
3. Perhatikan Faktor Kebutuhan Dasar Manusia
Beberapa faktor kebutuhan manusia seperti keuangan, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan berbagai hal lainnya sering menjadi dasar atas alasan pernyataan yang pihak negosiator lainnya sampaikan. Cobalah untuk menerka-nerka dan mempertanyakan kepada mereka tentang faktor kebutuhan apa yang menjadi alasan keinginan orang tersebut. Contohnya, jika temanmu menolak saat diajak pergi jalan-jalan, tanyakan apakah faktor keuangan yang menjadi alasannya untuk menolak ajakanmu.
4. Temukan Solusi Alternatif Lainnya yang Tetap Mewujudkan Keinginanmu

Mencari kemungkinan adanya solusi alternatif dalam sebuah masalah perlu dilakukan untuk menyesuaikan keinginan kedua belah pihak dengan lebih mudah. Sayangnya, pada buku yang sama Fisher, Ury dan Paton juga berpendapat bahwa ada empat kebiasaan manusia yang menyempitkan pencarian solusi alternatif tersebut, yaitu prasangka buruk mengenai alternatif yang ada, terjebak dalam satu jawaban, asumsi yang bersifat sepihak, hingga rasa tidak peduli akan masalah pihak lainnya. Padahal sikap tersebut hanya akan menimbulkan perselisihan. Jangan pernah menutup kemungkinan untuk jalan keluar lainnya ya!
5. Posisikan Dirimu Sebagai Pihak Negosiator
Negosiasi tidak bertujuan untuk saling menjatuhkan. Ada baiknya untuk memposisikan diri Anda sebagai pihak lainnya. Posisikan diri Anda pada apa yang dirasakan oleh pihak oposisi jika keinginannya tidak dapat terwujud. Bayangkan saja berapa besar kerugian yang harus diterimanya jika pernyataan yang mereka sampaikan tidak dapat terealisasi. Dengan begitu, kedua pihak sama-sama dapat berpikir dengan lebih realistis.
Dengan menggunakan teknik-teknik negosiasi di atas, kita tidak hanya dapat menemukan sebuah solusi yang menguntungkan kedua pihak, namun juga dapat membina hubungan yang baik dengan pihak-pihak tersebut. Alhasil, mereka akan lebih mudah memberikan toleransi dan kompromi pada kasus negosiasi selanjutnya. Selamat mencoba!